Sunday, June 10, 2012

Presiden Mali Dipukuli di Istananya

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Presiden Mali, Dioncounda Traore, dipukuli dan dirawat di rumah sakit setelah ratusan demonstran menyerbu istana negara, Senin (21/5). Massa menuntut pengunduran dirinya.

Seorang juru bicara tentara mengatakan pegawal Traore telah membunuh tiga orang pengunjuk rasa dalam serangan itu. Dalam insiden tersebut, pengunjuk rasa berhasil masuk ke bagian dalam istana dan merobek-robek foto Traore.

Mali sedang berjuang mengatasi kondisi politik yang bergolak setelah terjadinya kudeta dan pemberontakan di wilayah utara. Mali dituntut untuk menyelesaikan krisis politik sebagai prasyarat turunnya bantuan asing untuk merebut kembali wilayah utara. Wilayah utara Mali yang terdiri dari gurun kini dikuasai pemberontak separatis dan Islam, termasuk beberapa pejuang Al Qaidah.

"Dia (Traore) dilarikan ke rumah sakit. Para demonstran memukulinya dan merobek pakaiannya," kata Juru Bicara badan tentara CNRDRE, Bakary Mariko melalui telepon, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (22/5).

Mariko menambahkan tiga orang tewas dan beberapa orang terluka karena tembakan. Menurutnya, massa meninggalkan istana pada siang. Salah seorang saksi, Sekou Sidibe mengatakan, presiden mengalami luka pada wajah. Ia diantar ke rumah sakit oleh pengawalnya.

Seorang ajudan Traore mengatakan, ia telah meninggalkan rumah sakit dan kembali ke kediaman pribadinya. Belum jelas kapan Traore akan kembali ke kompleks istana. "Saya malu menceritakan apa yang terjadi pagi ini," kata Perdana Menteri sementara Cheick Modibo Diarra dalam wawancara di televisi pemerintah.

Ia mengajak para politisi yang berpihak pada pengunjuk rasa untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Ia mengimbau agar tidak mendorong para pemuda untuk turun ke jalan dan melakukan tindakan yang tidak pantas.

Saat para pengunjuk rasa memasuki istana negara, tentara yang berada di istana kepresidenan hanya berdiam diri. Demonstran lain terlihat memanjat kendaraan lapis baja yang diparkir di halaman istana. Massa juga memarkir sepeda motor dan sepeda di ruangan dalam istana.


View the original article here